Rabu, 05 Februari 2014

Biografi Ir. Soekarno



IR. SOEKARNO
PROKLAMATOR DAN PENGGALI PANCASILA

Ir. Soekarno, lahir di Lawang Seketeng, Surabaya, Jawa Timur 06 Juni 1901. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo ( Probolinggo, Jawa Timur ) dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai ( Singaraja, Bali ). Meninggal di Wisma Yaso, Jakarta 21 Juni 1970, Adalah Presiden Indonesia Pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia ( bersama dengan Mohammad Hatta ) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Nama lengkap Ir. Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa, oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Dikemudian hari ketika menjadi Presiden RI, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah ( Belanda ). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI ( Partai Nasional Indonesia ) pada tanggal 04 Julin 1927, dengan tujuan Indonesia  Merdeka. Akibatnya, Belanda memasukannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada tanggal 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang. Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 01 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustu 1945 Ir. Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar   ( ideologi ) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Ia menerbitkan Syrat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial itu, yang konon antara lain isinya adalah menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga kewibawaannya. Tetapi Supersemar tersebut disalahgunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk merongrong kewibawaannya dengan jalan menuduhnya ikut mendalangi Gerakan 30 September. Tuduhan itu menyebabkan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Sementara yang anggotanya telah diganti dengan orang yang pro Soeharto, mengalihkan kepresidenan kepada Soeharto.



Latar Belakang dan Pendidikan

Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa Timur. Ibunya berasal dari Bali, ibunya menceritakan makna kelahiran di waktu fajar. “ Kelak engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi pemimpin dari rakyat kita, karena ibu melahirkanmu jam setengah enam pagi disaat fajar mulai menyingsing. Kita orang jawa mempunyai suatu kepercayaan, bahwa orang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah ditakdirkan terlebih dahulu. Jangan lupakan itu, jangan sekali-kali kau lupakan nak, bahwa engkau ini putra dari sang fajar ”. ( Adams, 2000:24 ).

Tanggal kelahiran Soekarno pun dipandangnya sebagai pertanda nasib baik. ” Hari lahirku ditandai oleh angka serba enam. Tanggal enam bulan enam. Adalah menjadi nasibku yang paling baik untuk dilahirkan dengan bintang Gemini, lambang kekembaran. Dan memang itulah aku sesungguhnya . Dua sifat yang berlawanan ”.( Adams, 2000:25 ).

Soekarno melihat dirinya yang terdiri dari dua sifat yang berlawanan sebagai satu kemungkinan pertanda nasibnya di dunia politik. ” Karena aku terdiri dari dua belahan, aku dapat memperlihatkan segala rupa, aku dapat mengerti segala pihak, aku memimpin semua orang. Boleh jadi ini secara kebetulan bersamaan. Boleh jadi juga pertanda lain. Akan tetapi kedua belahan dari watakku itu menjadikanku seseorang yang merangkul semuanya ”. Kejadian lain yang dianggap pertanda nasib oleh Soekarno adalah meletusnya Gunung Kelud saat ia lahir. Tentang ini ia menyatakan , ” Orang yang percaya kepada takhayul meramalkan, ini adalah penyambutan terhadap bayi Soekarno ”. Selain itu, penjelasan tentang penggantian nama Kusno menjadi Karno pun memberi satu mitos lagi dalam diri Soekarno kecil tentang dirinya sebagai calon pejuang dan pahlawan bangsanya. Kepercayaan akan pertanda-pertanda yang muncul di hari kelahiran Soekarno memberi semacam gambaran masa depan dalam benak Soekarno sejak masa kecilnya. Dalam kerangka pemikiran Adler, gambaran masa depan itu disebut fictional final goals  ( tujuan akhir fiktif ). Meskipun fiktif ( tak disadari kenyataan ), tetapi gambaran masa depan ini berperan menggerakkan kepribadian manusia untuk mencapai kondisi yang tertuang di dalamnya ( Adler, 1930;400 ). Riwayat hidup Soekarno memperlihatkan bagaimana gambaran dirinya di masa depan dan persepsinya tentang Indonesia menggerakkannya mencapai kemerdekaan Indonesia. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung Jawa Timur. Pada usia 14 tahun seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger Scool ( HBS ). Di sana di Surabaya Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminotosaat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java ( Pemuda Jawa ). Tamat HBS tahun 1920 Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School ( sekarang ITB ) di Bandung dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumodan Dr. Douwes Dekker yang saat itu merupakan pemimipin organisasi National Indishe Partij. Soekarno sebagai ideolog yang piawai menyeberkan kepercayaan-kepercayaannya. Setrategi penyebaran ideologi yang oleh Terry Eagleton ( 1991 ) terdiri dari rasionalisasi, universalisasi, dan naturalisasi, dengan baik dimanfaatkan Soekarno dalam tulisan-tulisannya. Rasionalisasi tampil dalam argumentasi-argumentasi yang diusahaakan tersusun selogis mungkin dan menggunakan rujukan-rujukan teori-teori ilmuwan terkemuka seperti Herbert Spencer, Havelock Ellis, dan Ernest Renan. Rasionalisasi dapat ditemukan dalam setiap karangannya, termasuk penggunaan data statistik demi memperkuat pendapatnya. Strategi universalisasi dalam tukisan dan karangan Soekarno melibatkan ajara-ajaran agama kutipan dari tokoh ternama dalam sejarah dan peristiwa penting dalam peradaban manusia. Gagasan-gagasannya seolah berlaku universal dan diperlukan dimana-mana. ” Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi pula gitamu : Innallaha la yu ghoiyiru ma bikau min, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim ” ( Pidato 17 Agustus 191964 ). ” Asal kit a setia kepada hukum sejarah dan asal kita bersatu dan memiliki tekad baja, kita bisa memindahkan Gunung Semeru atau Gunung Kinibalu sekalipun ”     ( Pidato 17 Agustus 1965 ). ” Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bagian kecil saja dari pada dunia! Ingatlah akan hal ini ! Gandhi berkata : ” Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan ” ( Pidato Lahirnya Pancasila, tanggal 01 Juni1945 ). Strategi naturalisasi merupakan usaha menampilkan sebuah ideologi atau kepercayaan sebagai sesuatu yang tampak alamiah. Ini banyak ditemukan dalam pidato-pidato Soekarno. Penjelasan-penjelasannya tentang Pancasila sangat jelas menggunakan naturalisasi. ” Ke Tuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial. Dari zaman dulu sampai zaman sekarang ini, yang nyata selalu jadi isi dari pada jiwa bangsa Indonesia ( Pancasila sebagai Dasar Negara, hal : 38 ) ”. Bukan hal yang aneh jika Soekarno berkembang menjadi seorang ideolog. Kepercayaan sejak kecil tentang kemuliaan, kepeloporan, dan kepemimpinannya , mendorong kuat Bung Besar ini menyebarkan kebenarannya. Gambaran diri yang fiktif dan mistis ini pula yang memberi kepercayaan diri tampil berapi-api di depan lautan massa. Pergerakan nasioanl.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Pada tahun 1926 ini pula terbit artikelnya yang terkenal ” Nasioanalisme, Islamisme, dan Marxisme ” dalam suluh Indonesia muda, pernyatan Soekarno dalam artikel tersebut ” Bukan kita mengharap yang nasionalis itu supaya berobah faham jadi Islamis atau Marxis, bukannya maksud kita menyuruh Marxis dan Islami itu berbalik menjadi Nasionalis, akan tetapi impian kita ialah kerukunan, persatuan antara tiga golongsn itu ”. Ditulis akibat keprihatianan dia atas perseteruan SI putih pimpinan Agus Salim dengan SI merah ( Sarekat Rakyat ) Semaun dkk. Aktivis Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal : Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932. Soekarno bergabung dengn Partai Indonesia ( Partindo ), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Penjajahan Jepang

Pada awal masa penjajahan Jepang ( 1942 – 19 45 ), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk “ mengamankan ” keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3ยช dengan tokoh Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintah pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hookokai, Pusat Tenaga Rakyat ( Putera ), BPUPKI dan PPKI tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Deawantara, K. H. Mas Mansyur dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasioanal bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddinkarena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenernya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok ( Peristiwa Rengasdengklok ).

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohita. Bahkan kaisar memberikan Bintang Kekaisaran  ( Ratna Susi ) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang  terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauch, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun ketertibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerjasama dengan Jepang antara lain dalam kasus Romusha.

Perang Revolusi

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ). Panitia kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan ( yang menghasilkan Piagam Jakarta ) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ), Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air ( Peta ) Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Pada pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segaera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapakn moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan tanggal turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammmad SAW yakni Al Quran. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi Presiden dan Wakil Presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah ( peristiwa Lapangan Ikada ) dimana 200.000 rakyat Jakarta akan berontak dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu ( AFNEI ) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA ( Belanda ) yang membonceng Sekutu ( di bawah Inggris ), meledaklah Peristiwa10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti Wakil Presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara ( presidensiil/single executive ). Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi semi presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal ini terjadi karena adanya Maklumat Wakil Presiden No. X dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Muhammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ( PDRI ) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

Kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan ( Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan ), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat    ( RIS ) dan Muhamad Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan Mr. Assaat, yang kemudian dikenal dengan RI Jawa- Yogya. Namn karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke Negara Kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr. Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai ” kabinet seumur jagung ” membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai ” penyakit kepartaian ”. Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Dengan Dekrit  05 Juli 1959, Soekarno membubarkan Konstituante yang bertugas merancang UUD baru bagi Indonesia, serta memulai periode yang dalam sejarah politik kita sebut sebagai ” Demokrasi Terpimpin ”. Peristwa ini sangat penting, bukan saja karena menandai berakhirnya eksperimen bangsa Indonesia dengan sistem demokrasi yang liberal, tetapi juga tindakan Soekarno tersebut memberikan landasan awal bagi sistem politik yang justru kemudian dibangun dan dikembangkan pada masa Orde Baru. Tapi bukankah Soekarno amat berbeda dari Soeharto, pendiri Orde Baru yang menggantikannya lewat serangkaian manuver politik sejak tahun 1965 yang hingga kini masih banyak diselimuti misteri. Tentu banyak perbedaan antara Soekarno dan Soeharto yang amat gamblang. Presiden pertama RI dikenal sebagi orator yang ulung, yang dapat berpidato secara amat berapi-api tentang revolusi nasioanal, neokolonialisme dan imperialisme. Ia juga amat percaya pada kekuatan massa, kekuatan rakyat

Hal tersebut nampak dalam ungkapannya ”Aku ini bukan apa-apa kalau tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat ”. Pengakuan ini meluncur dari Soekarno Presiden RI pertama, dalam karyanya Menggali Api Pancasila.

Dengan mengubur partai politik, Seokarno menganggap bahwa bangsa Indonesia dapat kembali kepada ” rel ” revolusi yang sejati dengan semangat persatuan, simpati Soekarno pada gerakan-gerakan anti-imperialisme dan mungkin sebagai salah satu konsekuensi, penerimaannya pada Partai Komunis Indonesia ( PKI ) sebagai aktor politik yang sah.

Adalah penting juga untuk dicatat bahwa salah satu kekuatan pendukung utama upaya Soekarno untuk memberlakukan Demokrasi Terpimpin adalah Angkatan Darat. Mengapa Angkatan Darat mendukung upaya Soekarno? Jawabannya sebenarnya cukup sederhana. Ada persamaan nasib antara Seokarno dan tentara didalam sistem demokrasi liberal yang mementingkan peranan partai dan parlemen, yakni keduanya tidak mempunyai akses yang langsung terhadap jalannya roda pemerintahan.

Dengan kata lain, diluar jatuh bangunnnya kabinet dalam sistem liberal tahun 1950-an serta pemberontakan-pemberontakan didaerah, baik Soekarno dan Angkatan Darat mempunyai kepentingan nyata untuk membangun suatu sistem politik baru yang memberikan mereka kekuasaan yang lebih langsung. Bisa dikatakan Soekarno tidak puas sebagai Presiden yang hanya bersifat figure-haead, sedangakn Angkatan Darat telah berkembang menjadi kekuatan yang juga tidak puas dalam peranan hanya sebagai penjaga pertahanan dan keamanan belaka. Pembahasan terhadap kepentingan-kepentingan konkrit seperti ini tidak lazim ditemukan dalam pelajaran sejarah disekolah pada tahun 1950-an.
Perlu diingat pula bahwa, untuk sebagian penaklukan terhadap pemberontakan daerah telah menghasilkan suatu pimpinan Angkatan Darat yang jauh lebih bersatu dibandingkan sebelumnya. Jenderal Abdul Haris Nasution telah tampil sebagai pimpinan yang mampu untuk meredam tantangan yang diajuakan oleh komamdan-komandan lokal yangmemberontak karena tidak senang dengan dominasi Jakarta/Jawa. Di samping itu, kondisi darurat yang dicanangkan untuk menghadapi pemberontakan daerah telah menempatkan banyak perwira militer sebagai administrator roda pemerintahan. Lebih jauh lagi, nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di tahun 1957 yang yang sebenarnya dipelopori oleh serikat buruh telah menempatkan banyak perwira militer din pucuk pimpinan perusahaan-perusahaan negara yang terbesar. Diantaranya adalah Ibnu Sutowo yang kemudian mengembangkan Pertamina.

Dengan posisi politik dan ekonomi yang kaut seperti ini, tampaknya militer tergiur untuk mempunyai peranan yang langsung di dalam sistem politik ” Demokrasi Terpimpin ”-nya Seokarno memberikan peluang. Diantara golongan ” fungsional ” atau ” karya ” yang boleh duduk dalam parlemen adalah tentara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia internasioanl. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan Presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilakan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat ” bom waktu ” yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasionaldalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito ( Yugoslavia ), Gamal Abdel Nasser ( Mesir ), Mohammad Ali Jinnah ( Pakistan ), U Nu ( Birma ), dan Jawaharlal Nehru ( India ) ia mengadakan Konferensi Asia-Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia-Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia- Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia ” bercerai ” dengan Wakil Presiden Mohammad Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta darinkancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi diseluruh pelosok Indonesi, dan puncaknya pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno didalam masa jabatannya tidak dapat ” memenuhi ” cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Seoekrno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta. Setelah mengalami pengucilan oleh suksesornya yang ”durhaka ” Jenderal Seoharto. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat Haul Bung Karno.




* Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar