Selasa, 11 Februari 2014

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO



SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Biografi Susilo Bambang Yudhoyono

Nama :
Jenderal TNI ( Purn ) Susilo Bambang Yudhoyono

Lahir :
Pacitan, Jawa Timur, 09 September 1949

Agama :
Islam

Isteri :
Kristiani Herawati, putri ketiga almarhum Jenderal ( Purn ) Sarwo Edhi Wibowo

Anak :
Agus Harimurti Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono

Ayah :
Letnan Satu ( Peltu ) R. Soekotji

Ibu :
Sitti Habibah

Pangkat terakhir :
Jenderal TNI ( 25 September 2000 )

Pendidikan :
Akademi Angkatan Bersenjata RI ( AKABRI ) tahun 1973
American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
Airbone and Ranger  Course, Fort Benning, AS, 1976
Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983   
Jungle Warfare School, Panama, 1983
Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
Kursus Komando Batalyon, 1985
Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
Commandi and General Sraff Cllege, Fort
Leavaenwort, Kansas, AS Master of Art ( MA ) dari Magement Webster University, Missouri, AS



Karier :

Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad ( 1974- 1976 )
Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad ( 1976-1977 )
Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977 )
Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostard ( 1977-1978 )
Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad ( 1979-1981 )
Paban Muda Sops SUAD ( 1981-1982 )
Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985 )
Dan Yonof 744 Dam IX/Udayana ( 1988 )
Dosen Seskoad ( 1989-1992 )
Korspi Pangab (1993 0
Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad ( 1993-1994 )
Asops Kodam Jaya ( 1994-1995 )
Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro ( 1995 )
Chief Military Observer United Nation Peace Forces ( UNPF ) di Bosnia-Herzegovina     ( sejak awal November 1995 )
Kasdam Jaya ( 1996, hanya lima bulan )
Pangdam II/Sriwijaya ( 1996 ) sekaligus Ketua Bakorstanasda
Ketua Fraksi ABRI MPR ( sidand istimewa MPR 1998 )
Kepala Staf Teritorial ( Kaster ABRI 1998-1999 )
Mentamben ( sejak 26 Oktober 1999 )
Menko Polsoskam ( Pemerintahan Presiden Kh Abdurrahman Wahid )
Menko Polkam ( Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ) mengundurkan diri tanggal 11 Maret 2004

Penugasan :
Operasi Timor Timur ( 1979-1980 ) dan ( 1986-1988 )

Penghargaan ;
Adi Makayasa ( lulusan terbaik Akabri 1973 )
Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
Tokoh Berhasa Lisan Terbaik, 2003

Alamat :
Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah No. 2 Desa Nagrag Kec, Gunung Putri, Bogor 16967

Presiden RI Pertama Pilihan Rakyat

Ini dia Presiden RI pertama hasil pilihan rakyat secara langsung. Lulusan terbaik Akabri  ( 1973 ) yang akrab di sapa SBY dan dijuluki ” Jenderal yang berpikir ”, ini berpenampilan tenang berwibawa serta bertutur kata bermakna dan sistematis. Dia menyerap aspirasi dan suara hati nurani rakyat yang menginginkan peubahan yang menjadi kunci kemenangannya dalam pemilu presiden putaran II tanggal 20 September 2004.

Berpasangan dengan Muhammad Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, paduan dwitunggal ini menawarkan proogram memberikan rasa aman, adil dan sejahtera kepada rakyat. Pasangan ini meraih suara mayoritas rakyat Indonesia ( hitungan sementara 61 % ), mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri – KH Hasyim Muzadi.

Popularitas dengan penampilan yang tenang dan berwibawa serta tutur kata yang bermakna dan sistematis telah menghantarkan SBY pada posisi puncak kepemimpinan nasioanal. Penampilan publiknya mulai menonjol sejak menjabat Kepala Staf Teritorial ABRI ( 1998-1999 ) dan semakin berkibar saat menjadi Menko Polsoskam                        ( pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid ) dan Menko Polkam ( pemerintahan Presiden Megawati Seokarnoputri ). Ketika reformasi mulai bergulir, SBY masih menjabat Kaster ABRI. Pada awal reformasi itu, TNI dihujat habis-habisan. Pada saat itu, sosok SBY semakin menonjol sebagai seorang Jenderal yang berpikir. Ia memahami pikiran yang berkembang di masyarakat dan tidak membela secara buta institusinya ” penghujatan terhadap TNI itu menurut saya tak lepas dari format politik Orde Baru dan peran ABRI waktu itu, ” katanya. Maka, Tokoh Indonesia dotcom menjulukinya sebagai ” mutiara di atas ”.

Banyak orang mulai tertarik pada sosok militer yang satu ini. Pada saat institusi TNI dan oknum-oknum militernya dibenci dan dihujat, sosok SBY malah mencuat bagai butiran permata di atas lumpur. ( Hampir sama dengan pengalaman Jenderal Soeharto, ketika enam Jenderal TNI diculik dalam peristiwa G 30 S/PKI, ” the smiling general ” itu berhasil tampil sebagai ” penyelamat negeri ” dan memimpin republik selama 32 tahun. Sayang, kemudian Jenderal berbintang lima ini terjebak dalam budaya feodalistik dan kepemimpinan militeristik. Pengalaman Pak Harto ini, tentulah berguna sebagai guru yang terbaik bagi pemimpin nasioanal negeri ini ).

Lulusan Terbaik

Siapakah Susilo Bambang Yudhoyono yang berhasil meraih pilihan suara hati nurani rakyat pada era reformasi dan demokratisasi itu ?

Pensiunan Jenderal berbintang empat berwajah tampan dan cerdas, ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotji dan Siti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya R. Soekotji yang pensiun sebagai Letnan Satu ( Peltu ). Sementara ibunya, Siti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas, mendorongnya menjadi seorang penganut agama Islam yang taat. Dalam dirinya punmengalir kental jiwa militer yang relijius.

Selain itu, lulusan terbaik Akademi Militer ( Akmil ) angkatan 1973 inijga memiliki garis darah biru, sebagai keturunan bangsawan Jawa yang mengalir dari du arah dan berujung pada Majapahit dan Sultan Hamengkubuwono II. Kakeknya dari pihak ayah, bernma R. Imam Badjuri, adalah anak dari hasil pernikahan Kasanpuro ( Naib Arjosari II-darah biru Majapahit ) dan RM Kustilah ( sebagai turunan kelima trah Sultan Hamengkubuwono II bernama asli RA Srenggono ). Bahkan dalam silsilah lengkapnya, SBY juga memiliki garis keturunan dari Pakubuwono.

Kendati SBY anak tunggal, dia hidup dengan prihatin dan kerja keras. Pada saat sekolah di Sekolah Rakyat Gajahmada ( sekarang SDN Baleharjo I ), SBY tinggal bersama pamannya, Sasto Suyitno, ketika itu Lurah Desa Ploso, Pacitan. Prestasinya saat SR sudah meninjol.

Dalam proses pengasuhan yang berdisiplin keras, pada masa kecil dan remajanya, SBY juga mengasah dan menyalurkan bakat sebagi penulis puisi, cerpen, pemain teater dan pemain band.

Pria tegap yang memiliki tinggi badan  sekitar 175 cm, kelahiran Pacitan, Jawa Timur 09 September 1949, ini senang mengikuti kegiatan kesenian seperti melukis, bermain peran dalam teater dan wayang orang. Beberapa karya puisi dan cerpennya sempat dikirimkan ke majalah anak-anak waktu itu, misalnya ke Majalah Kuncung. Sedangkan aktifitas bermain band masih dilaksanakn hingga tingkat satu Akabri Drat sebagai pemegang bas gitar. Sesekali masih juga  menulis puisi. Di samping kesenian, ia juga menyukai dunia olahraga seperti bola voli, ia senang travelling, baik jalan kaki, bersepeda atau berkendaraan. Sedangkan olahraga beladiri hingga saat ini masih aktif dilakukan.

Tekadnya menjadi prajurit mengental saat kelas V SR (1961 ) berkunjung ke AMN di kampus Lembah Tidar magelang. ” Saya tertarik dengan kegagahan sosok-sosok taruna AMN yang berjalan dan berbaris dengan tegap waktu itu. Ketika rombongan wisata singgah di Yogyakarta, saya sempatkan membeli pedang, karena dalam bayangan saya, tentara itu membawa pedang dan senjata , ” kenang SBY.

Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk AKABRI setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk AKABRI. Maka ia pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya    ( ITS ).

Namun kemudian, SBY malah memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama ( PGSLP ) di Malang, Jawa Timur. Selagi belajar di PGSLP Malang itu, ia pun mempersiapkan diri untuk masuk AKABRI.

Tahun 1970, dia pun masuk AKABRI di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan  akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, dia meraih predikat lulusan terbaik AKABRI tahun 1972 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makayasa.

Saat menempuh pendidikan di AKMIL itu, SBY berkenalan dengan Kristiani Herawati, putri Sarwo Edhi. Saat itu, Mayjen Sarwo Edhi Wibowo, menjabat Gubernur AKABRI. Perkenalan terjadi saat SBY menjabat sebagai Komandan Divisi Korps Taruna.

Perkenalan itu berlanjut dengan perpacaran, bertunangan dan pernikahan. Mereka dikaruniai dua orang putra Agus Harimurti Yudhoyono( mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulusan dari AKMIL tahun 2000, dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa ) dan Edhie Baskoro Yudhoyono ( lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni Ilmu Ekonomi ).

Karier Politik

Sementara, langkah karier politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya  menjabat sebagai Menter Pertambangan Dan Energi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Ketika itu ia masih berpangkat Letnan Jenderal dan akhirnya pensiun dengan pangkat Jenderal Kehormatan.

Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam untuk menggantikan Jenderal Wiranto yang terpaksa mengundurkan diri sebagai Menkopolsoskam.

Popularitasnya semakin berkibar saat menjabat Menkopolsoskam ( pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid ) dan Menkopolkam ( pemerintahan Presiden Megawati Seokarnoputri ).

Tugas terberatnya sebagai Menkopolsoskam adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat dan dunia bahwa keamanan di Indonesia dapat di wujudkan. Faktor keamanan inilah yang sering dijadikan investor asing untuk membatalkan rencana investasinya di Indonesia. Sedangkan dari dalam negeri, masyarakat sering kali merasa was-was dengan berbagai gangguan sperti teror bom yng kerap terjadi. Persoalan lainnya adalah, upaya menghentikan pertikaian di daerah konflik, yang secara perlahan memperlihatkan kemajuan. Namun, karena besarnya masalah yang dihadapi, keberhasilan tugasnya itu sering tidak ditanggapi serius. Masih banyak pekerjaan besar menunggu untuk segera diselesaikan. Menghadapi tugas berat, ternyata menjadi bagian sejarah hidup SBY yang sebelum menjadi menteri sempat diprediksi bakal menjadi orang nomoer satu di lingkungan militer. Ketika Presiden KH Abdurrahman Wahid berkuasa, ia sempat diberi tugas untuk melobi keluarga mantan Presiden Seoharto. Maksud langkah persuasif yang dilakukannya itu agar keluarga cendana bersedia memberikan sebagian hartanya kepada rakyat dan bangsa. Khususnya untuk membawa pulang harta keluarga Soeharto yang diperkirakan masih tersimpan diluar negeri. Padahal saat itu masyarakat tengah menunggu dengan seksama hasil peradilan orang kuat Orde Baru tersebut. Presiden Wahid pada awal tahun 2001 pernah memintanya untuk membentuk Crisis Centre. Dalam lembaga nonstruktural ini Presiden Wahid meminta Yudhoyono menjabat sebagai Ketu harian dan menempatkan pusat informasi atau kegiatan ( operation centre ) di kantor Menkopolsoskam. Lembaga baru ini berfungsi untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden Wahid dalam menjawab berbagai persoalan. Termasuk diantaranya sikap Kepala Negara dalam merespon pemberian dua memorandum oleh DPR.

Kisah ketika dia menjabat Menkopolsoskam ( pemeritahan Presiden KH Abdurrahman wahid ) mengukir kisah tersendiri. Walau berulang kali menerima kepercayaan bukan berarti Yudhoyono ” lembek ” dalam menghadapi Presiden Wahid. Ketika terdengar kabar Presiden Wahid ngotot akan menerbitkan dekrit pembubaran DPR, maka, bersama Panglima TNI Laksamana  Widodo AS dan jajaran petinggi TNI lainnya, ia meminta Gus Dur mengurungkan niatnya. Puncaknya, pada tanggal 28 Mei 2001, bersama beberapa menteri tidak merekomendasikan rencana Presiden KH Abdurrahman Wahid mengeluarkan Dekrit Presiden. Bahkan tidak bersedia melaksanakan Maklumat Presiden yang menugaskan sebagai Menkopolsoskam untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengatasi krisis, memelihara keamanan, ketertiban dan hukum.

Akibatnya ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan Menkopolsoskam pada tanggal 01 Juni 2001, karena menolak rencana Presiden mengeluarkan Dekrit. Ketika ia ditawari jabatan Menteri Perhubungan atau Menteri Dalam Negeri namun ditolaknya.

Lalu dalam Sidang Istimewa MPR RI, pada tanggal 25 Juli 2001, ia dicalonkan memperebutkan jabatan Wakil Presiden yang loeong setelah Megawati Seokarnoputri dipilih menjadi  Presiden. Ia bersaing dengan Hamzah Haz dan Akbar Tandjung.

Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik menjadi Menkopolkam Kabinet Gotong Royong. Dia pun tampak menjalankan tugasnya dengan baik. Salah satu pelaksanaan tugasnya adalah mengumumkan pemberlakuan status darurat militer di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 19 Mei 2003, serta proses penyelesaian konflik Ambon dan Poso.

Lalu pada tanggal 11 Maret 2004, ia memilih mengundurkan diri dari jabatan Menkopolkam karena merasa kewenangannya sebagai Menkopolkam telah diambil alih oleh Presiden Megawati. Pada situasi itu, M. Jusuf Kalla, yang menjabat Menkokesra, menemuinya.Lalu, malam harinya, di sebuah hotel, ia bertemu Abdurrahman Wahid yang diisukan sudah sejak beberapa waktu meminangnya menjadi calon presiden dari PKB.

Jkenderal yang simpatik, tampan, mudah senyum dan memikat banyak perempuan ini, ketika mengumumkan permintaan pengunduran dirinya, mengatakan ” sesuai dengan hak politik saya, jika nanti pada saatnya ada partai politik, katakanlah Partai Demokrat dan dengan gabungan partai lain yang mengusulksn saya sebagai calon presiden, insya Allah saya bersedia ”.

Keputusan pengunduran dirinya dinilai berbagai pihak suatu keputusan yang elegan. Dalam perjalanan kariernya, Yudhoyono, memang ingin selalu tampak elegan baik dalam betutur kata mauoun bersikap. Sikap ini terlihat dalam beberapa peristiwa penting yang melibatkan langsung menantu Jenderal ( Purn ) Sarwo Edhi Wibowo itu.

Langkah pengunduran diri ini dinilai berbagai pihak membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan menghantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasioanl. Polling Tokoh Indonesia DotCom menempatkannya sebagai calon presiden yang paling puncak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar