PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MDR
ABSTRACT
Riyadi, Classroom Action Research in form of
educational research of language lesson and Indonesian Art at Junior High
School Student. Specification of this research problem was listening study
model with used local area networking (LAN). This matter was done because
writer see the existence of language skill aspect which do not expand among all
student specially in State Junior High School 15 Purworejo. Population of this
research was the VIII class student of State Junior High School 15 Purworejo at
1 semester academic year 2005-2006, a number of 200 students owning same
characteristic, that is less skillful in listening and permeating immeasurable
information of oral discourse. The research sample was number of 39 students of
VIII-C class of State Junior High School 15 Purworejo. The data was taken with
the enquette, interview, test, observation and analyze electronic portofolio.
This research action was apply listening to hear – embrace study model (MDR)
with used local area networking (LAN) in class laboratory. This action was
executed in three-cycle study with each procedure every cycle consisted of
planning, action execution, observation and reflection. At third cycle, the result
of student’s skill of VIII-C class is 65.6 and there is only 7 student getting
value under 60.0. The conclusion of the writer is that listening study more
precise uses the MDR model than traditional model.
Keyword: the wonder of listening
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan penguasaan
keterampilan berbahasa yang mencakup 4 (empat) aspek, yaitu
mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tanpa mengesampingkan
peranan dan fungsi aspek yang lain, mendengarkan (menyimak) merupakan aspek
keterampilan berbahasa yang potensial dalam penyerapan informasi dan pemahaman
beragam wacana lisan. Bagi siswa SMP, keterampilan mendengarkan berperan
penting dalam proses penguasaan kompetensi-kompetesi bahan kajian setiap mata
pelajaran.
Mengingat pentingnya keterampilan mendengarkan
tersebut, maka guru harus mampu menyampaikan pembelajaran mendengarkan dengan
model pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran mendengarkan dapat
tercapai secara optimal.
Data hasil observasi pada ulangan harian, dan ulangan
umum semester 2 tahun pelajaran 2004/2005 lebih dari 75% siswa SMP Negeri 15
Purworejo tidak mampu menyerap informasi lisan dengan baik. Nilai hasil tes
menyimak pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia rata-rata 53. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai aspek menyimak masih kurang dari batas tuntas
penguasaan kompetensi, yaitu 65,0.
Pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya
keterampilan mendengarkan masih bersifat tradisional, yaitu disampaikan dalam
bentuk menyimak pembacaan wacana (correct reading), sedangkan model
pembelajaran yang digariskan dalam kurikulum berupa mendengarkan wacana lisan (listening).
Hal ini menjadikan siswa tidak terlibat kegiatan mendengarkan secara intensif.
Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia sehari-hari sebagian besar siswa kelas VIII SMP
Negeri 15 Purworejo mengalami kesulitan dalam menyerap informasi dari berbagai
bentuk wacana lisan. Kenyataan ini menguatkan asumsi bahwa penguasaan
keterampilan mendengarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
memang sulit. Kesulitan terindikasi pula dalam kegiatan guru dalam
membuat rancangan pembelajaran, menetapkan sumber belajar, menggunakan media
belajar, dan menilai hasil belajar. Pembelajaran aspek mendengarkan perlu
dikaji ulang, ditingkatkan, bahkan diperbaharui, agar tidak timbul dampak yang
lebih buruk terhadap proses pembelajaran aspek-aspek bahasa dan sastra
Indonesia yang lain.
Atas dasar indikasi-indikasi kesulitan pembelajaran
menyimak, serta pentingnya pembelajaran aspek mendengarkan bagi siswa, perlu
diadakan penelitian guna menemukan model pembelajaran menyimak dan media
pembelajaran yang relevan. Namun, mengingat siswa kelas VIII SMP Negeri 15
Purworejo tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah 200 anak terbagi dalam 5 kelas,
dan mengingat pula keterbatasan kesempatan dan banyaknya permasalahan, maka
peneliti hanya akan meneliti variabel-variabel sebagai berikut.
- Model
Pembelajaran Menyimak Dengar – Rangkum dengan menggunakan media Local
Area Networking (LAN) selanjutnya disebut dengan Model Pembelajaran
MDR.
- Peningkatan
keterampilan mendengarkan dalam Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bagi
siswa kelas VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo pada semester 1 tahun pelajaran
2005/2006.
Dengan fokus dua variabel tersebut di atas, rumusan
masalah penelitian ini adalah:
Apakah melalui model pembelajaran MDR dapat
meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa kelas VIII SMP Negeri 15
Purworejo.
LANDASAN TEORI
1. Hakikat Menyimak
Menyimak ialah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi
atas makna yang terkandung di dalamnya (Sabarti Akhadiah, 1992).
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan. (Tarigan, 1993:19)
Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari baik di lingkungan formal
maupun informal.
2. Pembelajaran Menyimak di SMP
Salah satu standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di SMP mengarahkan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia untuk meningkat-kan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan penghargaan
terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Standar kompetensi ini dimaksudkan agar
siswa siap mengakses situasi multiglobal dan lokal yang berorientasi pada
keterbukaan dan kemasadepanan (Depdiknas, 2003:2).
3. Keterampilan Mendengarkan
Standar kompetensi kelas aspek mendengarkan yang
diharapkan dimiliki siswa SMP kelas VIII meliputi kemampuan berbahasa dan
kemampuan bersastra.
- Kemampuan
Berbahasa : Mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan,
mengungkapkan kembali isi berita dari radio/televisi, dan menangggapi
pembacaan laporan perjalanan.
- Kemampuan
Bersastra : Mampu mendengarkan dan memahami serta menanggapi berbagai
ragam wacana lisan sastra melalui mendengarkan pembacaan
kutipan novel terjemahan. (Depdiknas, 2003:4)
Secara teoretis keterampilan mendengarkan siswa SMP
dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran.
4. Model Pembelajaran Menyimak
Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media,
yaitu: nonverbal (visual); lisan (oral); dan tulis (written).
Komunikasi lisan dan tulis sangat erat hubungannya, karena isi dan kegunaannya
yang saling berkaitan. Dalam bahasa terdapat sejumlah satuan yang sekaligus
membutuhkan kedua-duanya, dan situasi-situasi lainnya yang membutuhkan
dua bahkan tiga media yang telah diutarakan di muka. (Woolcatt dan Unuru dalam
Tarigan, 1993: 19).
Menyimak sebagai salah satu kegiatan berbahasa
merupakan keterampilan yang cukup mendasar dalam aktivitas berkomunikasi. Dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP sudah sering diajarkan menyimak
cerita, menyimak berita, menyimak pengumuman, menyimak laporan, dan sebagainya,
tetapi tidak semua siswa mampu menyimak dengan baik.
Untuk menyempurnakan pembelajaran menyimak dapat
diterapkan model pembelajaran : (1) Menyimak Dengar – Ucap (MDU), (2) Menyimak
Dengar – Tanya (MDTa), (3) Menyimak Dengar – Cerita (MDC), (4) Menyimak Dengar
– Suruh (MDS), (5) Menyimak Dengar – Rangkum (MDR), (6) Menyimak Dengar
– Teriak (MDTe), (7) Menyimak Dengar – Bisik Berantai (MDBB), (8) Menyimak
Dengar – Lakukan (MDL), (9) Menyimak Dengar – Simpati (MDSi), dan (10) Menyimak
Dengar – Kata Simon (MDKS). (Djago Tarigan, 1980:50-51)
5. Model Pembelajaran MDR (Menyimak Dengar – Rangkum)
Yang dimaksud dengan model pembelajaran MDR adalah
siswa menyimpulkan isi bahan simakan secara singkat. Dalam model pembelajaran
ini siswa dituntut untuk menyimak secara kritis, yaitu jenis menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan untuk mencapai tingkatan fakta-fakta yang diperlukan
untuk membuat suatu kesimpulan (Anderson dalam H.G. Tarigan, 1984:22).
Perlakuan terhadap siswa yang diteliti adalah
memberikan bahan simakan yang dapat diakses langsung dari satu sumber/server
baik secara kelompok maupun individual melalui jaringan komputer local area
network (LAN), sekaligus menginterpretasikan rangkuman simakan ke dalam
komputer cloning masing-masing siswa.
Penerapan model pembelajaran MDR digambarkan
sebagai berikut.
Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka berpikir di
atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
melalui penerapan model pembelajaran MDR dengan
menggunakan media LAN dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat
meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 15
Purworejo tahun pelajaran 2005/2006.
METODE PENELITIAN
Penelitian direncanakan berlangsung selama lima bulan
dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2005. Pengambilan waktu
tersebut bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan belajar pada semester 1 tahun
pelajaran 2005/2006 di SMP Negeri 15 Purworejo.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa
kelas VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo semester 1 tahun pelajaran 2005/2006.
Warga belajar di kelas tersebut memiliki karakteristik yang sama atau hampir
sama, yaitu kurang terampil dalam kegiatan mendengarkan. Hal itu, dapat dilihat
dari ketuntasan belajar klasikalnya masih di bawah skor 60.
Sumber data dalam penelitian adalah siswa dan guru.
Data diperoleh dari nilai tes menyimak dan hasil rangkuman siswa. Peneliti
sekaligus melakukan tindakan, sehingga data juga diperoleh dari hasil
observasi guru selama pembelajaran MDR berlangsung.
Data dikumpulkan dengan teknik tes untuk mengukur
keterampilan tingkat mendengarkan siswa, dan teknik observasi untuk mencermati
pelaksanaan kegiatan pembelajaran MDR dan mengklasifikasi hasil rangkuman
siswa. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa soal tes dan lembar
pengamatan.
Untuk menganalisis data peneliti menggunakan uji
komparatif dan analisis deskriptif.
Uji komparatif dilakukan dengan membandingkan
rata-rata nilai hasil tes setiap siklus dengan indikator kinerja siklus yang
bersangkutan. Uji komparatif juga dilakukan pada rata-rata nilai hasil tes
antarsiklus, yaitu rata-rata nilai hasil tes siklus I dibandingkan dengan
rata-rata nilai hasil tes siklus II, rata-rata nilai hasil tes siklus II
dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil tes siklus III. Hal ini dilakukan
untuk melihat perkembangan keterampilan menyimak siswa.
Tingkat keterampilan menyimak siswa juga dilihat dari
hasil rangkumannya selama mengikuti kegiatan pembelajaran menyimak. Dalam hasil
rangkuman terdapat data berupa ejaan, struktur kalimat, kosa kata dan isi
rangkuman. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga digunakan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui skor hasil rangkuman
siswa dalam empat kategori, yaitu amat baik (skor 86 – 100), baik (skor 71 –
85), cukup baik (skor 56 – 70), dan kurang baik (skor 0 – 55).
Untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam menerapkan
model pembelajaran MDR setiap siklus diberikan indikator kinerja.
1. Indikator kinerja pada siklus I
-
Rata-rata nilai hasil tes menyimak ™ 60.
-
Skor hasil rangkuman rata-rata berkategori cukup baik atau baik.
2. Indikator kinerja pada siklus II
-
Rata-rata nilai hasil tes menyimak ™ 62,5.
-
Skor hasil rangkuman rata-rata berkategori baik atau amat baik.
3. Indikator kinerja pada siklus III
-
Rata-rata nilai hasil tes menyimak ™ 65.
-
Skor hasil rangkuman rata-rata berkategori amat baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Pra Siklus
Sebelum melakukan tindakan, peneliti membagikan angket
kepada seluruh siswa kelas VIII-C yang menjadi subjek penelitian. Hasil angket
mengacu hal-hal sebagai berikut.
- Pada umumnya siswa kurang menyukai pembelajaran menyimak;
- Siswa yang mendapat nilai keterampilan mendengarkan di bawah 60,0
sejumlah 30 atau 77,9%.
- Siswa yang termotivasi terhadap pembelajaran menyimak 6 siswa
atau 15,3%.
- Siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat rangkuman hasil simakan
sejumlah 32 atau 82%.
- Guru mengajar dengan model pembelajaran MDR belum pernah ada atau 0%.
Berpedoman pada data awal tersebut, maka dilaksanakan
penelitian dalam 3 siklus.
Hasil Penelitian Siklus I
Rencana Pembelajaran (RP) 01 berintikan penjelasan
guru tentang tatacara menyimak dan membuat rangkuman, kegiatan menyimak, kegiatan
membuat rangkuman, dan kegiatan tes keterampilan menyimak. Peneliti
melaksanakan model pembelajaran MDR di ruang laboratorium komputer LAN SMP
Negeri 15 Purworejo. Siswa kelas VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo memasuki ruang
tersebut untuk mengikuti pembelajaran.
Siswa menyimak sumber suara dari server sambil membuat
rangkuman hasil simakan ke dalam komputer kloning masing-masing.
Pada akhir pembelajaran dilaksanakan kegiatan evaluasi
berupa tes menyimak untuk siswa. Tes menyimak 1 ( ™1 ) jumlah
soal 5 dengan bobot skor setiap soal 2 skor maksimal 10 dan Tes menyimak 2 ( ™2
) jumlah soal 5 dengan bobot skor setiap soal 3 skor maksimal 15. Total skor
menyimak ( ™ ) maksimal 25 dikonversikan dengan tabel penilaian yang telah
diprogramkan dalam komputer.
Pada Instrumen Monitoring Observasi Kelas dapat
diidentifikasi bahwa guru memberi motivasi kepada siswa dalam skala penilaian C
yang berarti guru masih kurang memotivasi siswa. Hal ini terjadi terutama dalam
tahap pendahuluan. Metode penyajian juga masih dalam skala nilai C yang berarti
guru masih mengikat siswa dengan membatasi kreativitas siswa dalam proses
menyimak. Partisipasi siswa masih dalam skala nilai C yang menunjukkan bahwa
guru masih mendominasi proses pembelajaran tersebut.
Analisis proses tindakan peneliti, observasi, dan
hasil tes pada siklus pertama siswa dapat digambarkan ini sebagai berikut.
- Berdasarkan
Tabel 1.1 dari 39 siswa kelas VIII-C yang hadir dalam penelitian dan
diberikan tes menyimak mendapat nilai tes menyimak di atas 60,0 sejumlah 4
siswa atau 10,2%; mendapat nilai 60,0 10 siswa atau 25,6%, dan mendapat
nilai di bawah 60,0 sejumlah 25 siswa atau 64,1%. Rata-rata nilai
tes menyimak pada siklus I 56,2.
- Berdasarkan
Tabel 1.2 dari 39 siswa kelas VIII-C yang hadir ketika diadakan penelitian
hasil rangkumannya berkategori amat baik 1 siswa, berkategori baik 24
siswa, berkategori cukup baik 13 siswa, dan berkategori kurang baik 1
siswa. Skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus I berkategori
baik.
Keterampilan menyimak siswa berdasarkan hitungan
meningkat 3,2%. Angka peningkatan keterampilan menyimak tersebut, telah
membuktikan keberadaan model pembelajaran menyimak yang lebih berhasil daripada
menggunakan metode yang masih tradisional, meskipun belum mencapai indikator
kinerja sebagaimana yang direncanakan.
Hasil Penelitian Siklus II
Pembelajaran Siklus II (Rencana Pembelajaran no. 02)
berintikan penjelasan guru tentang tatacara menyimak dan membuat rangkuman,
kegiatan menyimak, kegiatan membuat rangkuman, dan kegiatan tes keterampilan
menyimak.
Pada jam pelajaran yang telah direncanakan, peneliti
siap di ruang laboratorium komputer LAN SMP Negeri 15 Purworejo, siswa kelas
VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo memasuki ruang tersebut untuk mengikuti
pembelajaran. Siswa menyimak sumber suara dari server sambil membuat rangkuman
tertulis dalam komputer kloning masing-masing.
Pada akhir pembelajaran dilaksanakan kegiatan evaluasi
berupa tes menyimak. Tes menyimak 1 ( ™1 ) jumlah soal 5
dengan bobot skor setiap soal 2 skor maksimal 10 dan Tes menyimak 2 ( ™2
) jumlah soal 5 dengan bobot skor setiap soal 3 skor maksimal 15. Total skor
menyimak ( ™ ) maksimal 25 dikonversikan dengan tabel penilaian yang telah
diprogramkan dalam komputer.
Pada Instrumen Monitoring Observasi Kelas dapat diidentifikasi
bahwa guru memberi motivasi kepada siswa dalam skala penilaian C yang berarti
guru masih kurang memotivasi siswa dalam tahap pelaksanaan. Metode penyajian
juga masih dalam skala nilai B yang berarti guru tidak lagi membatasi
kreativitas siswa untuk menentukan proses kegiatan siswa. Partisipasi siswa
dalam skala nilai B yang menunjukkan bahwa siswa aktif mengikuti proses
pembelajaran tersebut.
Analisis proses tindakan, observasi, dan hasil tes
siswa dapat diperoleh gambaran hasil penelitian pada siklus kedua ini sebagai
berikut:
a. Dari 39 siswa kelas VIII-C yang hadir ketika
diberikan tes menyimak dalam penelitian ini mendapat nilai di atas 60,0
sejumlah 16 atau 41,0%; mendapat nilai 60,0 sejumlah 11 siswa atau 28,2% dan
mendapat nilai di bawah 6,00 sejumlah 12 siswa atau 30,8%. Rata-rata
nilai hasil tes menyimak siklus kedua 60,9.
b. Dari 39 siswa kelas VIII-C yang hadir ketika
diadakan penelitian hasil rangkumannya berkategori amat baik 6 siswa,
berkategori baik 23 siswa, berkategori cukup baik 10 siswa, dan berkategori
kurang baik tidak ada. Skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus II
berkategori baik.
Persentase peningkatan keterampilan menyimak
berdasarkan perhitungan rata-rata nilai tes menyimak adalah 4,7%. Peningkatan
ini telah menunjukkan adanya gejala meningkat dari proses tindakan pada siklus
I. Karena proses belum mencapai indikator kinerja sebagaimana diharapkan pada
indikator kinerja siklus II, maka peneliti melanjutkan penelitian dengan
tindakan pada siklus III.
Hasil Penelitian Siklus III
Pembelajaran Siklus III (Rencana Pembelajaran no. 03)
berintikan penjelasan guru tentang tatacara menyimak dan membuat rangkuman,
kegiatan menyimak, kegiatan membuat rangkuman, dan kegiatan tes keterampilan
menyimak.
Pada jam pelajaran yang telah direncanakan, peneliti
telah siap di ruang laboratorium komputer LAN SMP Negeri 15 Purworejo, siswa
kelas VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo memasuki ruang tersebut untuk mengikuti
pembelajaran. Siswa menyimak sumber suara dari server sambil membuat rangkuman
hasil simakan ke dalam komputer kloning masing-masing.
Pada akhir pembelajaran dilaksanakan kegiatan evaluasi
berupa tes menyimak dalam 3 bentuk TM. Tes menyimak 1 ( ™1 )
jumlah soal 5 dengan bobot skor setiap soal 1 skor maksimal 5, tes menyimak 2 (
™2 ) jumlah soal 5 dengan bobot skor setiap soal 2 skor maksimal 10
dan tes menyimak 3 ( ™3 ) jumlah soal 5 dengan bobot skor setiap
soal 3 skor maksimal 15. Total skor menyimak ( ™ ) maksimal 30 dikonversikan
dengan tabel penilaian yang diprogram dalam komputer.
Pada Instrumen Monitoring Observasi Kelas dapat
diidentifikasi bahwa guru memberi motivasi kepada siswa dalam skala penilaian B
yang berarti guru berhasil memotivasi siswa dalam keseluruhan proses
pembelajaran.
Metode penyajian juga dalam skala nilai B yang berarti
guru berhasil memotivasi kreativitas siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Partisipasi siswa masih dalam skala nilai A yang
menunjukkan bahwa guru berhasil membangun proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil proses tindakan, observasi, dan tes
pada siklus ketiga dapat dianalisis sebagai berikut:
- Dari 39
siswa kelas VIII-C yang hadir ketika diadakan penelitian dan tes menyimak
yang mendapat nilai menyimak di atas 60,0 sejumlah 29 atau 74,4%; yang
mendapat nilai 60,0 sejumlah 3 siswa atau 7,7%, dan yang mendapat nilai di
bawah 6,00 sejumlah 7 siswa atau 17,9%. Rata-rata nilai hasil tes
menyimak siklus ketiga 65,6.
- Dari 39
siswa kelas VIII-C yang hadir ketika diadakan penelitian mendapat
penelitian hasil rangkumannya berkategori amat baik 28 siswa, berkategori
baik 8 siswa, berkategori cukup baik 5 siswa, dan berkategori kurang baik
0. Skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus I berkategori amat
baik.
Peningkatan keterampilan menyimak dari siklus II ke
siklus III mencapai 4,7%. Hasil ini sama dengan peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Di samping itu indicator kinerja siklus III telah tercapai yaitu
dengan terbukti nilai rata-rata tes menyimak siswa mencapai 65,6 atau telah
mencapai batas tuntas pembelajaran.]
Pembahasan
1. Uji Komparatif
Rata-rata nilai hasil tes menyimak pada siklus I 56,2.
Indikator kinerja siklus I menyatakan rata-rata nilai hasil tes menyimak 60,0.
Hasil tindakan belum mencapai indikator yang diharapkan, tetapi telah
menunjukkan gejala peningkatan dari keadaan semula yaitu rata-rata nilai tes
menyimak 53.
Rata-rata nilai hasil tes menyimak pada siklus II
60,9. Indikator kinerja siklus I menyatakan rata-rata nilai hasil tes menyimak
62,5. Hasil tindakan belum mencapai indikator yang diharapkan, tetapi telah
menunjukkan gejala peningkatan dari proses tindakan pada siklus I, yaitu
rata-rata nilai tes menyimak 56,2.
Rata-rata nilai hasil tes menyimak pada siklus III
65,6. Indikator kinerja siklus I menyatakan rata-rata nilai hasil tes menyimak
65,0. Hasil tindakan telah mencapai indikator yang diharapkan, dan telah
menunjukkan gejala peningkatan dari keadaan semula yaitu rata-rata nilai tes
menyimak 53.
Rata-rata nilai hasil tes pada setiap siklus mengalami
peningkatan yang besarnya relatif sama, yaitu dari siklus I ke siklus II
meningkat 4,7% dan dari siklus II ke siklus III juga 4,7%. Rata-rata
peningkatan hasil tes menyimak keseluruhan dari keadaan pra penelitian sampai
paska penelitian adalah (3,2+4,7+4,7) = (12,6 / 3) X 100% = 4,2%
Jadi perkembangan keterampilan menyimak siswa dengan diadakannya proses
tindakan melalui model pembelajaran MDR dengan media LAN mencapai 12,6 atau
rata-rata 4,2%.
2. Analisis Deskriptif
Tingkat perkembangan keterampilan menyimak siswa juga
dapat dilihat dari hasil rangkumannya selama mengikuti kegiatan pembelajaran
menyimak. Dalam hasil rangkuman terdapat data berupa ejaan, struktur
kalimat, kosa kata dan isi rangkuman.
Skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus I
berkategori baik, skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus II juga
berkategori baik, skor rata-rata hasil rangkuman siswa pada siklus III
berkategori amat baik. Hal ini menunjukkan adanya dukungan validitas proses
tindakan melalui model pembelajaran MDR dengan penggunaan media LAN pada setiap
siklus terdapat peningkatan keterampilan siswa dalam membuat rangkuman hasil
simakan. Peningkatan ini juga mengindikasikan perubahan meningkatnya
keterampilan siswa dalam menyimak/mendengarkan.
PENUTUP
- 1.
Simpulan
Berdasarkan uji komparatif dan analisis deskriptif
dapat diidentifikasi bahwa rata-rata nilai hasil tes menyimak pada siklus I
56,2, rata-rata nilai hasil tes menyimak pada siklus II 60,9, dan rata-rata
nilai hasil tes menyimak pada siklus III 65,6, maka dapat dikatakan bahwa hasil
pembelajaran menyimak dengan model pembelajaran MDR senantiasa meningkat.
Peningkatan hasil tes menyimak sebesar rata-rata 4,2%
dan perkembangan skor hasil rangkuman menjadi rata-rata amat baik, menunjukkan
bahwa proses tindakan berjenjang melalui model pembelajaran MDR dengan
penggunaan media LAN berhasil meningkatkan keterampilan menyimak siswa.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
MDR dengan menggunakan media LAN dapat meningkatkan keterampilan menyimak pada
sejumlah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 15 Purworejo.
Dengan demikian adanya hipotesis tindakan dalam
penelitian ini yaitu melalui penerapan model pembelajaran MDR dengan
menggunakan media LAN dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat
meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa kelas VIII-C SMP Negeri 15
Purworejo tahun pelajaran 2005/2006 dapat diterima.
- 2.
Implikasi
Simpulan hasil penelitian di atas sekaligus menjadi
salah satu solusi atas permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui
model pembelajaran MDR dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa kelas
VIII SMP Negeri 15 Purworejo.
- 3. Saran
Dengan diterimanya hipotesis penelitian ini, maka
perlu adanya tindakan-tindakan yang relevan dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, perlu kiranya penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut.
- Kepala
sekolah hendaknya memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk
mengembangkan media pembelajaran.
- Setiap
guru hendaknya menyikapi perubahan kurikulum dengan penuh semangat dan
dedikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1991. Bahasa Indonesia.
Jakarta : Direktort Jenderal Pendidikan Tinggi.
———————. 1992. Pembinaan Kemampuan Menyimak
Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP & MTs.
Jakarta : Depdiknas.
Kasmiyanto, Drs. dkk. 1997. Pengajaran
Ketrampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tarigan, Djago. 1990. Pendidikan Bahasa
Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Teknik Pengajaran
Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
———————. 1993. Strategi Pengajaran dan
Pembelajaran Bahasa. Bandung : Angkasa.
Riyadi, Classroom Action Research in form of
educational research of language lesson and Indonesian Art at Junior High
School Student. Specification of this research problem was listening study
model with used local area networking (LAN). This matter was done because
writer see the existence of language skill aspect which do not expand among all
student specially in State Junior High School 15 Purworejo. Population of this
research was the VIII class student of State Junior High School 15 Purworejo at
1 semester academic year 2005-2006, a number of 200 students owning same
characteristic, that is less skillful in listening and permeating immeasurable
information of oral discourse. The research sample was number of 39 students of
VIII-C class of State Junior High School 15 Purworejo. The data was taken with
the enquette, interview, test, observation and analyze electronic portofolio.
This research action was apply listening to hear – embrace study model (MDR)
with used local area networking (LAN) in class laboratory. This action was
executed in three-cycle study with each procedure every cycle consisted of
planning, action execution, observation and reflection. At third cycle, the
result of student’s skill of VIII-C class is 65.6 and there is only 7 student
getting value under 60.0. The conclusion of the writer is that listening study
more precise uses the MDR model than traditional model.
Keyword: the wonder of listening
Pencarian
untuk:
- Kategori
- Agenda (5)
- Artikel (11)
- Bahasa (3)
- Cerpen (18)
- Drama (1)
- KTI (3)
- Narasi (1)
- Presentasi (10)
- Puisi (84)
- Resensi (1)
- Arsip
- Mei 2011 (2)
- April 2011 (1)
- Maret 2011 (5)
- Januari 2011 (3)
- Desember 2010 (4)
- November 2010 (2)
- Oktober 2010 (6)
- September 2010 (2)
- Agustus 2010 (17)
- Juli 2010 (5)
- Juni 2010 (8)
- Mei 2010 (6)
- April 2010 (6)
- Maret 2010 (12)
- Februari 2010 (18)
- Januari 2010 (14)
- Desember 2009 (18)
- November 2009 (5)
- Oktober 2009 (3)
- Blogroll
- Agupena Jawa Tengah
- Agupena Purworejo
- Blogger Purworejo
- Kementerian Pendidikan Nasional
- MGMP Bahasa Indonesia SMP
- purworejo.asia
- S2 UNWIDHA
- SANSEKERTA-INDONESIA (KAMUS)
- Blog Rekanku
- Catatan Sawali Tuhusetya
- Hozaini Geresis
- Kerajaan Air Mata
- Mampuono
- Mas Kandar
- Mulyati's Blog
- Nanang Rusmana
- Pecinta Puisi.com
- Pena Deni
- Pojok Sastra
- Sang Bayang
- SanG BaYAnG inFo
- Komentar Terakhir
|
yulis setyo
wati on Jiwa Korsa
|
- Meta
- Berlangganan
ketik e-mail
Anda
Mei 2011
|
||||||
S
|
S
|
R
|
K
|
J
|
S
|
M
|
|
|
|||||
|
1
|
|||||
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
13
|
14
|
15
|
||
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
|
- Tag
Agenda Antologi Artikel Bahasa Catatan Ceramah Cerita Cerpen Curhat Drama Geguritan Informasi Jaladara KTI Narasi Pembelajaran Presentasi Puisi Resensi
22 views
27 May 10
- Statistik Blog
- 9,404 hits
Site info
Riyadi's Blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar