PENGARUH POLA BELAJAR TERHADAP
NILAI-NILAI SISWA KELAS IXD
SMP NEGERI 2 PEJAGOAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Karya Tulis
Disusun sebagai
syarat mengikuti
ujian praktik
Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran
2011/2012
Disusun oleh :
1.
Dayu
Sulismiati Putri ( 2931 )
2.
Gigih
Setiawan ( 2935 )
3.
Monika
Puji Lestari ( 2942 )
4.
Sri
Pamujiati ( 2953 )
5.
Uut
Haryanti ( 2955 )
6.
Misbahus
Sudur (
2962 )
7.
Nur
Arifin ( 2964 )
8.
Riski
Dwi Sapta N. ( 2938 )
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMP NEGERI 2 PEJAGOAN
2012
ABSTRAK
Belajar
merupakan proses meningkatkan daya kesuksesan. Belajar dapat di lakukan dengan
cara berkelompok untuk memecahkan masalah sehingga dapat diuraikan. Tujuan
belajar untuk meningkatkan motivasi dan wawasan dalam memperoleh nilai yang
maksimal. Namun, ada juga masalah yang berkaitan dengan kebiasaan siswa, siswa
biasanya lebih mementingkan bermain dari pada belajar, sehingga banyak waktu
yang terbuang hanya untuk bermain, misalnya : HP, game, dan alat teknologi yang
lain.
Subjek
penelitian adalah siswa kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan dengan
jumlah 40 siswa, yang terdiri atas 22 siswa putri dan 18 siswa putra. Teknik yang
di gunakan adalah dokumentasi dan angket. Dokumentasi untuk mengetahui prestasi
siswa melalui nilai TUC I. Angket untuk menentukan pengaruh pola belajar siswa
melalui pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan penulis. Observasi untuk
mengetahui intensitas pola belajar siswa Kelas IXD.
Dengan
hasil ini pengaruh pola belajar terhadap nilai Kelas IXD dengan
intensitas tinggi tidak selalu rendah dan intensitas rendah tidak selalu
mempunyai prestasi yang dalam kategori tinggi. Itu di buktikan dari hasil
penelitian penulis, yaitu pola belajar dalam kategori sedang yang paling
mendominasi dengan jumlah 10 anak dan dengan prestasi 25%.
Jadi,
dapat di simpulkan bahwa, tidak ada pengaruh signifikan antara pola belajar
terhadap nilai siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan. Hal ini,
disebabkan karena, kemampuan belajar siswa berbed-beda misalnya, minat,
kondisi, mental, dan fisik.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh Yang Maha Kuasa, atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Pengaruh Pola Belajar Terhadap Nilai-Nilai Siswa Kelas IXD
SMP Negeri 2 Pejagoan Tahun Pelajaran 2011/2012 ”.
Karya
tulis dapat diselesaikan dengan baik juga berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada pihak-pihak berikut
:
1.
Ibu Rianingsih, S. Pd., M. M., selaku Kepala SMP Negeri 2 Pejagoan.
2.
Ibu Cahyanti Sri Wigunani, S. Pd., selaku Pembimbing
dan Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, yang telah memberikan
dorongan dan kemudahan dalam penelitian.
3.
Para guru beserta staf dan karyawan SMP Negeri 2
Pejagoan.
4.
Siswa-siswi SMP Negeri 2 Pejagoan, khususnya Kelas
IXD.
Penulis
menyadari banyaknya kekurangan dalam karya tulis ini. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Terlepas
dari kekurangan dalam karya tulis ini penulis tetap berharap karya tulis ini
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Pejagoan, Februari 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1.
Dimana ada kemauan di situ ada jalan.
2.
Pengalaman adalah guru yang terbaik.
PERESEMBAHAN
Karya Tulis ini kami
persembahkan untuk :
1.
Ayah dan Ibunda tercinta.
2.
Ibu Rianingsih, S. Pd., M. M., selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri 2 Pejagoan.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK
........................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... iii
MOTO
DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... v
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan
Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat
Penelitian ...................................................................... 3
BAB
II LANDASAN TEORITIS
A. Pola
Belajar ................................................................................. 4
B. Pengertian
Cara Belajar ............................................................... 12
C. Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar .......... 13
D. Pengaruh
Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar ....................... 14
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Teknik
Pengambilan Data ........................................................... 16
B. Teknik
Pengolahan Data ............................................................ 19
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian ............................................................................ 22
B. Pembahasan
................................................................................. 24
BAB
V PENUTUP
A. Simpulan
...................................................................................... 26
B. Saran
............................................................................................ 26
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang Masalah
Belajar merupakan proses
meningkatkan daya pikir siswa untuk memperoleh kesuksesan. Belajar dapat di
lakukan dengan cara berkelompok memecahkan masalah untuk di uraikan. Belajar
sangat penting untuk memperoleh kesuksesan yang akan di capai. Belajar menjadi
tujuan untuk menjadi motivasi memperoleh nilai yang maksimal dan meningkatkan
pengetahuan yang luas guna belajar akan mendorong siswa untuk lebih giat. Tanpa
belajar tentu saja akan membuat kita tidak mungkin bisa meraih kesuksesan di
masa depan nanti. Karena dengan belajar dari sekarang kita dapat memikirkan
hidup kita kedepannya seperti apa. Oleh karena itu belajar sangatlah penting.
Kebiasaan siswa sangatlah penting
walaupun bagaimanapun siswa harus bisa membagi waktu antara bermain dan
belajar. Siswa biasanya lebih mementingkan bermain dari pada belajar. Biasanya
siswa malas untuk belajar karena bagi siswa bermain adalah untuk mengilangkan
rasa jenuh dan bosan. Walaupun banyak bermain siswa harus menggunakan hal-hal
yang positif. Kebanyakan siswa yang menggunakan belajar untuk bermain seperti :
HP, game, yang sangat mengganggu belajar. Siswa biasanya bermain HP hingga
larut malam, sehingga siswa tidak dapat belajar dengan baik. Siswa lebih banyak
membuang waktu luangnya untuk bermain HP dari pada untuk belajar yang lebih
penting. Karena itu banyak siswa yang sekarang bermalas-malasan belajar
sehingga kebiasaan belajar siswa sekarang menurun.
Semakin canggihnya alat teknologi modern,
yang dapat mempengaruhi kebiasaan belajar siswa. Alat modern yang sekarang
semakin meningkat dan sudah tersebar di mana-mana termasuk di sekitar kita
dapat dikatakan sebagai dampak negatif, karena sangat mempengaruhi tingkat
belajar kita. Seperti halnya HP yang dapat digunakan untuk segala-galanya. Apa
lagi sekarang HP mudah didapatkan, karena harganya murah. Dan dampak positifnya
dengan alat teknologi sekarang yang semakin maju, kita dapat mengakses internet
untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
Namun
kebanyakan anak sekarang menggunakan HP untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sebenarnya itu sangat mempengaruhi kebiasaan belajar siswa, yang biasanya siswa
rajin belajar dan sudah terbiasa belajar gara-gara mempunyai HP, belajarnya jadi
terganggu dan akhirnya siswa tidak belajar materi yang diberikan oleh guru di
sekolah melainkan belajar mengetik dan membaca sms di HP. Bahkan ada anak
sekarang yang bermain HP sembilan jam,
entah itu buat sms-an ataupun buat internetan. Banyak juga sekarang anak SD
sudah memegang HP, pada hal itu lebih berpengaruh terhadap nilai.
Hal
tersebut tentu saja memprihatinkan, itulah sebabnya penulis mengambil tema Pengaruh
Pola Belajar Terhadap Nilai Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan Tahun
Pelajaran 2011/2012 dalam karya tulis ini.
- Rumusan Masalah
Masalah dalam karya tulis ini di
rumuskan bagaimanakah Pengaruh Pola Belajar Terhadap Nilai TUC I Kelas IXD
SMP Negeri 2 Pejagoan Tahun
2011/2012 ?
- Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Pola Belajar Terhadap Nilai TUC I Kelas IXD SMP
Negeri 2 Pejagoan Tahun 2011/2012 ?
- Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi berbagai pihak. Pihak-pihak yang diharapkan dapat memanfaatkan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi
siswa, hasil penelitian ini memberi gambaran tentang pengaruh pola belajar
terhadap nilai.
2. Bagi
orang tua, penelitian ini dapat memberikan motivasi untuk lebih memperhatikan
putra-putrinya dalam belajar.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini menjadi
masukan tentang keterkaitan pola belajar siswa agar menjadi lebih baik.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
- Pola Belajar
Pola belajar adalah cara siswa
melaksanakan suatu kegaiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan
melaksanakan kegaiatan-kegaiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukan
apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan
menilai kegiatan belajarnya.
Contoh-Contoh Pola Belajar :
Menentukan bagaimana cara-cara belajar yang baik
bukanlah soal yang mudah. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu
sendiri, banyak pula faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri. Untuk
menjawab pertanyaan “ Bagaimana Cara-Cara Belajar Yang Baik ? “, banyak
eksperimen yang dilakukan oleh para ahli psikologi. Dari sekian banyak
penelitian dan percobaan yang dilakukan, sekian banyak pula jawaban yang
dikemukakan. Namun diantara jawaban-jawaban yang heterogen itu terdapat pula
beberapa yang bersifat umum yang dapat kita pergunakan sebagai pegangan. Dr.
Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh macam metode didalam belajar, seperti
berikut
a.
Metode
Keseluruhan Kepada Bagian ( Whole to Part Method )
Di dalam mempelajari sesuatu kita harus memulai
dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian-bagiannya.
Misalnya kita akan mempelajrai sebuah buku. Mula-mula kita perhatikan lebih
dahulu isi buku tersebut, urutan bab-babnya dan subbab masing-masing. Dari
gambaran keseluruhan isi tersebut barulah kita mengarah kepada bagian-bagian
atau bab-bab tertentu yang kita anggap penting atau yang merupakan inti pokok
buku tersebut. Metode ini berasal dari pendapat psikologi Gestalt.
b.
Metode
Keseluruhan Lawan Bagian ( Whole Versus Part Method )
Untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya tidak
terlalu luas, tepat dipergunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair,
membaca buku, cerita pendek, mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan
sebagainya. Untuk bahan-bahan yang bersifat non verbal, seperti keterampilan,
mengetik, menulis, dan sebagainya. Lebih tepat digunakan metode bagian.
c.
Metode
Campuran, Antara Keseluruhan dan Bagian ( Mediating Method )
Metode ini baik digunakan bahan-bahan pelajaran yang
skopnya luas, atau yang sukar-sukar, seperti misalnya tata buku, akunting, dan
bahan kuliah lain pada umumnya.
d.
Metode
Resitasi ( Recitation Method )
Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau
mengucapkan kembali ( sesuatu )
yang telah dipelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran
yang bersifat verbal maupun non verbal. Di dalam mata kuliah metodologi,
pengajaran metode resitasi ini disebut “ Metode Pemberian Tugas “, yang berarti
bahwa pemberian tugas itu bermaksud agar siswa diharuskan mengulangi pelajaran yang
telah dipelajari atau diajarkan.
e.
Jangka
Waktu Belajar ( Leght of Practice Periods )
Dari hasil-hasil eskperimen ternyata bahwa jangka
waktu ( periode ) belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik,
mengerjakan soal hitungan, dan sebagainya adalah antara 20 – 30 menit. Jangka
waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan
konsentasi perhatian rekatif kurang tau tidak produktif. Jangka waktu tersebut
di atas tidak berlaku bagi mata pelajaran yang memerlukan “ pemanasan “, pada permulaan belajarnya
seperti untuk belajar sejarah, geografi, ilmu, filsafat, dan sebagainya. Di
samping itu, kita harus ingat pula bahwa besarnya minat yang ada pada diri
seseorang terhadap suatu pelajaran dapat memperpanjang jangka waktu belajarnya
sehingga memungkinkan lebih dari 30 menit. Bahkan pada orang dewasa dapat lebih
lama lagi.
f.
Pambagian
Waktu Belajar ( Distribution of Practice
Periods )
Dari berbagai percobaan dapat dibuktikan, bahwa
belajar yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak
efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu, untuk belajar yang produktif
diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini “ hukum jost “ tentang
belajar, 30 menit 2 x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada
sekali belajar selama 6 jam ( 360 menit
) tanpa berhenti. ( Dr.
Rudolf Pintner, http://wiklopedia.com ).
g.
Membatasi
Kelupaan ( Counteract Forgetting )
Bahan pelajaran yang telah kita pelajari seringkali
mudah dan lekas dilupakan. Maka untuk jangan sampai lekas lupa atau hilang sama
sekali, dalam belajar perlu adanya “ ulangan ” atau review pada waktu-waktu tetentu atau
setelah / pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan. Guna review atau
ulangan ini ialah untuk meninjau kembali mengingatkan kembali bahan yang pernah
dipelajari. Adanya review ini sangat penting, terutama bagi bahan pelajaran dan
memaksa waktu beberapa semester untuk mempelajarinya.
h.
Menghafal ( Cramming )
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk
dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran
yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti misalnya belajar
untuk menghadapi ujian-ujian semester atau ujian akhir. Namun, metode ini
sebenarnya kurang baik karena hasilnya lekas dilupakan lagi segera setelah
ujian selesai.
i.
Kecepatan
Belajar Dalam hubungannya Dengan Ingatan
Kita mengenal ungkapan “ quick learning means quick forgetting “. Di dalamnya terdapat korelasi negatif
antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap
pengetahuan itu. Hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan tidak mempunyai
culup bukti untuk menolak ataupun membenarkan generalisasi tersebut. Untuk
bahan pelajaran yang kurang mempunyai arti, mungkin generalisasi itu tepat dan
benar. Akan tetapi, untuk bahan-bahan pelajaran yang lain tidak dapat
dipastikan kebenarannya.
j.
Retroactive
Inhibition
Kita telah mengetahui dari berbagai teori belajar
yang telah dibicarakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang didalamnya
terdapat assosiasi dan interrelasi antara berbagai pengalaman yang kemudian
membentuk pola-pola pengertian atau pengetahuan yang terorganisasi di dalam
diri kita. Assosiasi dan interrelasi itu terjadi karena hasil
pengulangan-pengulangan yang teratur, karena adanya hubungan-hubungan berlanjut
di dalam waktu dan ruang, karena intensitas, stimulus, mempunyai hubungan
struktural yang logis, dan sebagainya.
Berbagai pengetahuannyang telah kita miliki itu, di
dalam diri kita seolah-olah merupakan unit-unit yang selalu berkaitan satu sama
lain, bahkan sering pula yang satu mendesak atau menghambat yang lain. Proses
seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Inhibition
berarti larangan atau penolakan. Jadi, pada waktu terjadi proses reproduksi di
dalam jiwa kita, atau dengan kata lain pada waktu terjadi proses berpikir,
terjadi adanya penolakan atau penahanan dari suatu unit pengetahuan tertentu
terhadap unit yang lain sehingga terjadi kesalahan dalam berpikir. Retroactive inhibition
ini dapat terjadi baik pada pelajaran-pelajaran yang bersifat verbal seperti
sejarah, bahasa, ilmu ekonomi, dan sebagainya, dapat pula terjadi dalam
pelajaran-pelajaran non verbal seperti mengetik, bernain piano, menjahit,
bermain tennis, dan sebagainya. Untuk menghindari jangan sampai terjadi retroactive
inhibition tersebut, disarankan agar dalam belajar jangan mencampur aduk, dalam
arti beberapa mata pelajaran dipelajari dalam suatu waktu sekaligus. Untuk itu
diperlukan adanya jadwal atau time schedule dalam belajar yang harus di taati
secara teratur.
Macam-Macam
Pola Belajar
1.
Visual
( Belajar Dengan Cara Melihat )
Lirikan ke atas bila berbicara, berbicara dengan
cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting
adalah mata/penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang
digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititik beratkan pada peragaan/media,
ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau
dengan cara menunjukan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya
di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa
tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka
cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir
menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar,
dan video. Di dalam kelas, anak visual lebuh suka mencatat sampai
detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-Ciri Gaya Visual :
§
Bicara agak cepat
§
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
§
Tidak mudah terganggu oleh keributan
§
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
§
Lebih suka membaca dari pada dibacakan
§
Pembaca cepat dan tekun
§
Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan,
tapi tidak pandai memilih kata-kata
§
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada
pidato
§
Lebih suka musik dari pada seni
§
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi
verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
Stategi untuk mempermudah proses belajar anak visual
:
§
Gunakan meteri visual seperti gambar-gmabar,
diagram dan peta
§
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting
§
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi
§
Gunakan multi-media ( contohnya : komputer dan
video )
§
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan
ide-idenya ke dalam gambar
2.
Auditori
( Belajar Dengan Cara Mendengar )
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara,
berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan
kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka
guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga kealat pendengarannya. Anak
yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak
auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch
(tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi
tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya.
Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks
dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
§
Saat bekerja suka berbicara kepada diri sendiri
§
Penampilan rapi
§
Mudah terganggu oleh keributan
§
Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan dari pada yang di lihat
§
Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
§
Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca
§
Biasanya ia pembicara yang fasih
§
Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada
menuliskannya
§
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan
yang melibatkan visual
§
Berbicara dalam irama yang terpola
§
Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
berirama dan warna suara.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
auditori :
§
Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam
diskusi, baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga
§
Dorong anak untuk membaca materi pelajaran
dengan keras
§
Gunakan musik untuk mengajarkan anak
§
Diskusikan ide dengan anak secara verbal
§
Biarkan anak merekam materi pelajaran ke dalam
kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
- Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan
satu cara atau strategi belajar yang di terapkan siswa, hal ini sesuai dengan
pendapat The Liang Gie ( dalam http://wiklopedia.com
), yang mengemukakan bahwa “ Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang di
laksanakan dalam usaha belajarnya “. Hamalik ( dalam http://wiklopedia.com
), secara lebih jelas mengemukakan bahwa “ Cara belajar adalah kegiatan-kagiatan
yang di laksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan
dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan / ujian dan sebagainya “.
Dari pendapat-pendapat di atas
dapat di tarik simpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang
di laksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan cerminan usaha belajar yang dilakukannya ( sumber : http://wiklopedia.com ).
- Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktifitas
yang disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata ( dalam http://wiklopedia.com ) adapun faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah :
a. Faktor
Dari Dalam Diri Siswa, meliputi :
1. Faktor
Psikis yaitu IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat
dan kondisi akibat keadaan sosialkultural
2. Faktor
Psikologis di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Keadaan
Tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar,
keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang
kurang segar.
2. Keadaan
Fungsi-fungsi fisiologis tertentu ( www.google.com
)
b. Faktor
Dari Luar Dari Siswa, meliputi :
1. Faktor
Pengatur Belajar Mengajar Di Sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin
sekolah, fasilitas belajar, serta pengelompokan siswa ( www.google.com ).
2. Faktor-Faktor
Sosial Di Sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, dan interaksi guru
dengan siswa.
3. Faktor
Situasional yaitu keadaan sosial ekonomis, keadaan waktu dan tempat, dan
lingkungan.
- Pengaruh Cara Belajar Terhadap
Prestasi Belajar
Cara belajar pada dasarnya
merupakan suatu cara atau strategi belajar yang di terapkan siswa sebagai usaha
belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan. Penilaian baik
buruknya usaha yang di lakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Usaha dan
belajar seorang akan terlihat dari prestasi yang diperoleh oleh siswa tersebut.
Sehingga prestasi belajar yang baik pula. Sedangkan Slameto ( dalam http://wiklopedia.com ), berpendapat bahwa
banyak siswa dan mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam
belajar karena tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Semakin baik
siswa dalam mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula prestasinya.
Pendapat lain juga dikemukakan
oleh Hamalik ( dalam http://wiklopedia.co ),
yang mengemukakan “ cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil
yang memuskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil yang
kurang memuaskan ”.
Dengan demikian cara belajar yang
baik nanti akan terasa bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang
sangat memuaskan. Ilmu di pelajari dapat dikuasai sehingga ujian dapat
dilakukan dengan berhasil.
- Manfaat Belajar
Dari definisi juga perintah yang
diberikan kepada manusia untuk selalu belajar. Tentunya memiliki proses manfaat
yang sangat baik bagi masa belajar pada dasarnya di lakukan untuk kebaikan
manusia itu sendiri, sebab ada beberapa manfaat untuk selalu belajar sepanjang
hidup.
Beberapa manfaat dari proses
belajar di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Manusia
akan selalu mendapatkan pengetahuan baru yang belum diketahui
2. Adanya
peningkatan kualitas hidup manusia yang mau selalu belajar sebagai contoh penemuan
teknologi yang banyak digunakan manusia merupakan salah satu hasil yang
diperoleh dari sebuah proses belajar
3. Hasil
belajar yang dimiliki seseorang bisa digunakan untuk membantu orang lain yang
membutuhkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- Teknik Pengambilan Data
Sebelum mengambil data penulis
terlebih dahulu mengambil subjek. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Kelas IXD SMP Negeri 2
Pejagoan. Siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan berjumlah 40 siswa,
yang terdiri atas 18 putra dan 22 putri. Subjek ini untuk mengetahui data siswa
nilai TUC I Kelas IXD.
Beberapa teknik yang di gunakan
penulis untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :
1.
Pengamatan
Teknik yang di gunakan untuk
mengetahui tingkat pola belajar. Penulis mengamati siswa Kelas IXD
SMP Negeri 2 Pejagoan tentang pola belajar.
Pengamatan yang di lakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Tingkat
kehadiran siswa di sekolah
a. Tiap
hari ( 100% )
b. 90
– 99 %
c. Kurang
dari 90%
2. Kehadiran
siswa masuk kelas
a. Tepat
waktu ( 100% )
b. Kadang
( 90% )
3. Pola
belajar siswa dalam memperhatikan guru di sekolah
a. 80% - 100% ( selalu memperhatikan )
b. 70%
( kadang memperhatikan )
c. 25%
( sering tidak memperhatikan )
4. Tugas
di sekolah
a. 100%
( yang tugas mengerjakan tepat waktu )
b. 100%
( tugas yang di kumpulkan )
c. 90%
- 99% ( mengerjakan tugas )
d. Kurang
dari 90% dalam mengerjakan tugas
2.
Angket
Angket untuk mengetahui pola
belajar terhadap nilai Kelas IXD. Pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan adalah sebagai berikut :
1. Apakah
Anda belajar rutin ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah
Anda mempunyai waktu khusus untuk belajar ?
a. Ya
b. Tidak
3. Berapa
lama Anda belajar ?
a. <
1 jam
b. >
1 jam
c. >
2 jam
4. Dalam
keadaan apa Anda belajar ?
a. Ramai
b. Sepi
c. Sambil
menonton tv
5. Apa
saja yang Anda sering lakukan pada saat belajar ?
a. Merangkum
b. Hafalan
c. Mengerjakan
soal
6. Siapa
yang menemani Anda pada saat belajar ?
a. Orang
tua
b. Teman
c. Sendiri
7. Apakah
Anda mempunyai teman untuk belajar bersama ?
a. Ya
b. Tidak
8. Berapa
kali Anda belajar ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Lebih
dari 3
3.
Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk
mengetahui nilai siswa Kelas IXD. Dokumen yang dimaksud berupa nilai
TUC I.
- Teknik Pengolahan Data
1. Dari
Hasil Observasi yang di lakukan
dapat di simpulkan dengan skor sebagai berikut :
a. Skor
1 untuk opsi a
Skor 3 untuk opsi b
Skor 5 untuk skor c
b. Skor
1 untuk opsi a
Skor 3 untuk opsi b
Skor 5 untuk opsi c
c. Skor
1 untuk opsi a
Skor 3 untuk opsi b
Skor 5 untuk opsi c
d. Skor
2 untuk opsi a
Skor 4 untuk opsi b
Skor 6 untuk opsi c
Skor 8 untuk opsi d
2. Jawaban
Setiap Sampel di beri skor pedoman
pemberian skor pada angket adalah sebagai berikut :
1. Skor
5 untuk opsi a
Skor 10 untuk opsi b
2. Skor
10 untuk opsi a
Skor 5 untuk opsi b
3. Skor
5 untuk opsi a
Skor 3 untuk opsi b
4. Skor
6 untuk opsi a
Skor 8 untuk opsi b
Skor 4 untuk opsi c
5. Skor
8 untuk opsi a
Skor 8 untuk opsi b
Skor 8 untuk opsi c
6. Skor
10 untuk opsi a
Skor 6 untuk opsi b
Skor 5 untuk opsi c
7. Skor
8 untuk opsi a
Skor 4 untuk opsi b
8. Skor
3 untuk opsi a
Skor 5 untuk opsi b
Skor 8 untuk opsi c
Skor 10 untuk opsi d
Skor dari hasil observasi dan angket
selanjutnya digabungkan. Jumlah skor ini digunakan untuk menentukan kategori
pola belajar. Pedoman penentuan kategori pola belajar adalah sebagai berikut.
Pengelompokan pola belajar :
1. Kategori
nilai baik jumlah skor 98
2. Kategori
nilai cukup baik jumlah skor 60 – 77
3. Kategori
nilai kurang jumlah skor < 50
Nilai TUC I dari subjek
selanjutnya digunakan untuk menentukan kategori pedoman penentuan kategori
nilai adalah sebagai berikut :
a. Kategori
nilai sangat tinggi > 9,5
b. Kategori
nilai tinggi 8 – 9,5
c. Kategori
nilai sedang 7,0 – 8,9
d. Kategori
nilai rendah 6,0 – 6,9
e. Kategori
nilai sangat rendah < 6,0
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
Dari metode dokumentasi penulis mendapatkan
seluruh siswa dari Kelas IXD yang di jadikan sujek penelitian
kemudian dari hasil angket yang di peroleh intensitas pengaruh pola belajar
dari subjek penelitian.
Dari metode observasi dan angket
penulis memperoleh berbagai data. Hasil data tersebut adalah sebagai berikut.
Data Hasil Penelitian Pola Belajar :
No
|
Nama
|
Skor
|
Kategori
Pola Belajar
|
Rata-Rata
TUC I
|
Kategori
Nilai
|
1.
|
Ali Mustofa
|
48
|
Rendah
|
4.63
|
Rendah
|
2.
|
Finarni
|
48
|
Rendah
|
4.09
|
Rendah
|
3.
|
Heriyanto
|
53
|
Sedang
|
5.18
|
Sedang
|
4.
|
Karsiem
|
57
|
Tinggi
|
5.43
|
Sedang
|
5.
|
Mei Muji Yanti
|
58
|
Tinggi
|
5.10
|
Sedang
|
6.
|
Ngaeniyatul Farikhah
|
48
|
Rendah
|
5.09
|
Sedang
|
7.
|
Nurroh Oktafiyani
|
41
|
Rendah
|
4.79
|
Rendah
|
8.
|
Sulastri
|
53
|
Sedang
|
4.78
|
Sedang
|
9.
|
Andri Priyanto
|
48
|
Rendah
|
5.79
|
Sedang
|
10.
|
Narni
|
48
|
Rendah
|
5.63
|
Sedang
|
11.
|
Nur Wahyudin
|
53
|
Sedang
|
6.03
|
Tinggi
|
12.
|
Ahmad Wahyudi
|
35
|
Rendah
|
5.86
|
Sedan
|
13.
|
Andi Irawan
|
50
|
Sedang
|
5.75
|
Sedang
|
14.
|
M. Nur Wahib
|
55
|
Tinggi
|
5.39
|
Sedang
|
15.
|
Marifatul Khasanah
|
60
|
Tinggi
|
5.18
|
Sedang
|
16.
|
Restu Aji
|
59
|
Tinggi
|
5.63
|
Sedang
|
17.
|
Firdaus Umar
|
48
|
Rendah
|
5.71
|
Sedang
|
18.
|
M. Burhanudin
|
53
|
Sedang
|
5.60
|
Sedang
|
19
|
Nur Hayati
|
52
|
Sedang
|
4.79
|
Rendah
|
20.
|
Yeni Nurul Ardini
|
53
|
Sedang
|
5.36
|
Sedang
|
21.
|
Anjar Prayitno
|
55
|
Tinggi
|
4.55
|
Rendah
|
22.
|
Irfan Maulana
|
59
|
Tinggi
|
5.39
|
Sedang
|
23.
|
Marlina
|
48
|
Rendah
|
5.16
|
Sedang
|
24.
|
Nur Aldi Pratama
|
45
|
Rendah
|
5.61
|
Sedang
|
25.
|
Ana Nur Hasanah
|
43
|
Rendah
|
6.34
|
Tinggi
|
26.
|
Cholifah
|
60
|
Tinggi
|
5.28
|
Sedang
|
27.
|
Endah Novita Sari
|
48
|
Rendah
|
5.66
|
Sedang
|
28.
|
M. Zaenal Abidin
|
60
|
Tinggi
|
5.59
|
Sedang
|
29.
|
Novia Rizky Yanti
|
56
|
Tinggi
|
5.29
|
Sedang
|
30.
|
Siti Rohmatun
|
65
|
Tinggi
|
5.31
|
Sedang
|
31.
|
Isnaeni Hidayah
|
60
|
Tinggi
|
5.83
|
Sedang
|
32.
|
Nur Rohmah
|
50
|
Sedang
|
4.39
|
Rendah
|
33.
|
Dayu Sulismiati Putri
|
43
|
Rendah
|
4.89
|
Rendah
|
34.
|
Gigih Setiawan
|
43
|
Rendah
|
5.80
|
Sedang
|
35.
|
Monika Puji Lestari
|
58
|
Tinggi
|
4.39
|
Rendah
|
36.
|
Sri Pamujiati
|
51
|
Sedang
|
4.59
|
Rendah
|
37.
|
Uut Haryanti
|
48
|
Rendah
|
5.81
|
Sedang
|
38.
|
Misbahus Sudur
|
53
|
Sedang
|
5.89
|
Sedang
|
39.
|
Nur Arifin
|
43
|
Rendah
|
5.08
|
Sedang
|
40.
|
Rizky Dwi Sapta N.
|
62
|
Tinggi
|
5.06
|
Sedang
|
No
|
Jumlah
|
Kategori
Pola Belajar
|
Kategori
Nilai
|
1.
|
1
|
Sedang
|
Tinggi
|
2.
|
1
|
Rendah
|
Tinggi
|
3.
|
11
|
Rendah
|
Sedang
|
4.
|
4
|
Rendah
|
Rendah
|
5.
|
5
|
Sedang
|
Sedang
|
6.
|
12
|
Tinggi
|
Sedang
|
7.
|
2
|
Tinggi
|
Rendah
|
8.
|
4
|
Sedang
|
Rendah
|
- Pembahasan
Dari data penelitian di ketahui
bahwa dari 40 siswa, 35% memilki intensitas pola belajar tinggi yaitu 14 siswa,
25% memiliki intensitas pola belajar sedang yaitu 10 siswa dan 40% memiliki
intensitas pola belajar rendah yaitu 16 siswa.
Ternyata dari hasil tersebut
diketahui bahwa siswa Kelas IXD yang memiliki intensitas pola
belajar tinggi dan rendah cenderung intensitas nilainya sedang. Maka dari hasil
tersebut membuktikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara pola belajar
terhadap nilai siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan.
Tidak berpengaruhnya pola belajar
terhadap nilai kemungkinan disebabkan karena kemampuan belajarnya kurang dan
kondisi mental yang kurang mendukung, sehingga kemungkinan hal inilah yang
mempengaruhi nilai siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan.
BAB V
PENUTUP
- Simpulan
Dari hasil penelitian yang penulis
lakukan dapat di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara pola
belajar terhadap nilai siswa Kelas IXD SMP Negeri 2 Pejagoan. Hal
ini di sebabkan karena kemampuan belajar siswa berbeda-beda, misalnya, minat,
kondisi mental dan fisik.
- Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi
siswa, sebaiknya terus berusaha meningkatkan nilai agar mencapai prestasi yang
lebih baik.
2. Bagi
bapak/ibu guru, sebaiknya memberikan motivasi kepada siswa dan mengarahkan
siswa dalam belajar.
3. Bagi
orang tua, sebaiknya turut mendampingi anak saat belajar dan memperhatikan
setiap kegiatan yang di lakukan oleh anak.
DAFTAR PUSTAKA
Brata, surya.tt.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara
Belajar.
http://wiklopedia.com ( diunduh 11 Januari
2012 )
Gie, The Liang.tt.Pengertian Cara Belajar. http://wiklopedia.com ( diunduh 11
Januari
2012 )
Hamalik.tt.Cara Belajar. http://wiklopedia.com ( diunduh 11 Januari
2012 )
Pintner.tt.Contoh-contoh Pola Belajar. http://wiklopedia.com ( diunduh 16 Januari
2012
)
Slameto.tt.Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi
Belajar. http://wiklopedia.com
(
diunduh 13 Januari 2012 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar